KISAH AL-KINDI (FILSUF ISLAM)

 

A.  



 BIOGRAFI AL-KINDI

AL-Kindi, nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’kub ibn ishak ibn sabbah ibn imran ibn ismail al-Ash’ats ibn Qais al-kindi, lahir di Kufah, sekarang irak, tahun 801 M pada masa khalifah harun al-Rasyid (786-809 M) dari dinasti bani abbas (750-1258 M) nama al-Kindi sendiri dimisbatkan kepada marga atau suku keluhurnya, salah satu suku besar zaman pra Islam. Menurut Faud Ahwani, al-Kindi lahir dari keluarga bangsawan, kaya dan juga terpelajar. Ismail Ash’ats ibn Qais sudah memeluk agama Islam di masa nabi dan jadi sahabat Rasulullah SAW. Kemudian mereka ke Kufah, disana ayah al-Kindi, yaitu yang bernama Ishak ibn Sahabbah, menjabat sebagai gubernur pada masa Khalifah Al Mahdi, Al Hadi, Harun Al Rasyid pada masa kekuasaan bani Abbas.

AL-Kindi memulai pendidikannya di kufah, yang dimana pelajaran umum pada saat itu, yaitu al-Qur’an, tata bahasa Arab, kesusasteraan, ilmu hitung, fikh dan teologi. Yang dimana kota kufah pada masa itu merupakan pusat keilmuan dan kebudayaan Islam, disamping Basrah, dan di Kufah cenderung pada studi keilmuan rasional (akliah). Kemudian dari kondisi inilah al-Kindi memilih serta mendalami sains dan filsafat pada masa-masa berikutnya al-Kindi setelah itu pergi ke Baghdad. Di sana ia mencurahkan perhatiannya untuk menterjemah dan mengkaji filsafat serta pemikiran-pemikiran rasional lainnya yang sedang marak pada saat itu. Menurut al Qifthi, al-Kindi banyak menerjemahkan buku filsafat, menjelaskan hal-hal yang pelik dan meringkaskan secara canggih teori-teorinya. Al-Kindi juga menguasai dengan baik bahasa Yunani dan Syiria yang dimana bahasa tersebut merupakan induk karya-karya filsafat saat itu. Karena kemampuannya itu al-Kindi dapat memperbaiki hasil-hasil terjemahan oang lain, misalnya hasil terjemahan ibn Na’ima al himsi, seorang penerjemah kristen.

Kelebihan dalam filsafat dan keilmuan al-Kindi, beliau dapat bertemu dan berteman baik dengan Khalifah al-Makmun seorang Khalifah dari bani Abbas. Selain itu, ia diangkat sebagi penasihat pada masa Khalifah al-Muktashim (833-842 M) dan al-Watsiq ( 842-847 M). al-Kindi meninggal di Baghdad pada tahun 873 M. Adapun menurut Atieh, meninggalnya al-Kindi yaitu dalam kesendirian dan kesunyian, hanya ditemani oleh beberapa orang terdekatnya. al-Kindi juga banyak meninggalkan karya tulis kurang lebih ada 270 karya tulis yang diklasifikasikan dalam 17 kelompok yakhi seperti filsafat, logika, ilmu hitung, globular, music, astronomi, geometri, seperikal, medis, astrologi, dialektika, psikologi, politik, meteorology, besaran, ramalan, logam dan kimia.

0 Response to "KISAH AL-KINDI (FILSUF ISLAM)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel