ANTARA LELAKI DAN WANITA DALAM DUNIA PENDIDIKAN (Kesetaraan Gender)
ANTARA LELAKI DAN WANITDALAM DUNIA PENDIDIKAN
Berbagai macam cara yang dilakukan
untuk mencapai keadilan
kesetaraan gender terus
digencarkan, namun dalam realitanya masih terus ada diskriminasi antara lelaki dan perempuan
di masyarakat. Baik yang terjadi pada lingkup pendidikan, strata sosial atupun aspek kehidupan lainnya. Penyebab masih
terjadinya hal seperti ini adalah paham patriarki yang memandang kepada lak-laki lebih dominan berperan
daripada peranan perempuan
dalam segala aspek kehidupan. Pemahaman yang masih kental bahwa
perempuan itu bertugas di dapur, sumur, dan kasur menjadikan pembatasan ruang gerak kepada kaum wanita. Melihat dari hal tersebut kaum perempuan
sering juga disebut kaum marjinalis dan mereka
juga dianggap kaum yang lemah dan tidak memiliki kekuasaan. Berbeda
dengan laki-laki yang selalu unggul
dalam segala aspek dan memiliki kekuasaan jauh
lebih tinggi dibanding dengan wanita.
Kebebasan dalam berperan
diaspek kehidupan seperti
hak memperoleh pendidikan yang telaah dijamin oleh
pemerintah pada kenyataannya masih ditemukan kaum wanita yang tidak bisa meneruskan pendidikannya lebih tinggi.
Keadaan ekonomi dan strata sosial
sering kali berdampak pada perolehan pendidikan yang jauh lebih tinggi.
Mewujudkan keadilan gender di masyarakat tentunya menjai PR untuk semuanya
agar tidak terjadi
kesenjangan sosial antara lelaki dan perempuan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kata Kunci :
Kesetaraan, Gender, Pendidikan
PENDAHULUAN
Membincangkan
permasalah gender sudah menjadi hal yang tidak asing lagi dalam dunia mahasiswa. Ramainya gerakan
penuntutan keadilan dan kesetaraan gender antara si Wanita dan si lelaki telah disuarakan di seluruh dunia. Di
negara tercinta Indonesia sendiri keadilan
dan kesetaraan gender sudah diperjuangkan sejak zaman R.A kartini. Gerakan
emansipasi yang pada saat itu menjadi tonggak
awal adanya kebebasan
bagi kaum perempuan di Indonesia untuk memperoleh
hak-hak nya. Dalam hal ini dunia pendidikanlah yang terus digelorakan agar bahwa kaum wanita berhak memperoleh pendidikan
yang setara dengan kaum laki-laki.
Berbagai upaya
untuk
meningkatkan keadilan dan
kesetaraan gender dalam dunia pendidikan dan strata sosial terus
digencar-gencarkan dan masalah ini belum tuntas dalam pembahasannya. Diskriminasi pada gender masih terus ada dan terwujud
dalam setiap
kesepatan yang terus ada disegala aspek kehidupan. munculnya stereotip
yang menempatkan wanita sebagai
makhluk yang lemah dibandingkan dengan
lelaki menyebabkan permasalahan
ketidakadilan gender terus muncul di b e r b a g a i kalangan masyarakat. Budaya patriarki mendorong
kaum perempuan untuk terus tertindas
dan tereksploitasi. Dalam hal seperti ini tentunya menjadi
permasalahan yang harus diselesaikan agar genarasi selanjutnya bisa lebih baik dalam mencapai kesetaraan gender.
PEMBAHASAN
Hakikat Gender dan konsep Kesetaraan
Kata gender berasal dari bahasa inggris, yang berarti jenis kelamin.
Gender merupakan suatu konsep kultural yang berupaya untuk membuat pembeda
dal hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional
antara laki-laki dan perempuan yang berkembang di masyarakat. Gender dalam segala lingkup
kehidupan manusia mengkreasikan perbedaan antara
wanita dan lelaki termasuk kreasi
sosial dimana kedudukan perempuan yang lebih
rendah dari pada laki-laki. Misalnya, perempuan itu dikenal lemah
lembut, cantik, emosional atau
keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri
dari sifat itu sendiri merupakan
sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Maksudnya
ada laki-laki yang emosional,
lemah lembut, keibuan sementara juga ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa.
Oleh
wilson sendiri mengartikan gender lebih dari sekedar pembedaan laki-laki dan perempuan yangg dipandang dari kontruksi
sosial budaya, akan tetapi menekankan gender
sebagai sebuah konsep analisa yang dapat digunakan
untuk menjelaskan sesuatu.
Dapat diketahui bahwa dalam
hakikatnya Gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas dan feminitas
seseorang dalam budaya tertentu. Dengan demikian, gender pada dasarnya
merupakan kontruksi yang dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan
dilegitiminasi secara sosial dan budaya.
Untuk
mendapatkan keadilan dan kesetaraan gender, sebelum menjalankan hal yang lebih jauh terkadang
hal ini dijadikan perempuan sebagai
dasar menuntut tanpa memeperhatikan
posisi. Yang sering terjadi pada kehidupan masyarakat saat ini mereka kaum perempuan selalu menuntut untuk
memperoleh haknya, dikarenakan melihat hal-hal yang terjadi pada lingkungannya, akan tetapi dari masing-masing individu
tersebut terkadang masih belum memahami
posisi mereka. Makna kesetaraan gender yaitu memperoleh kesamaan kondisi bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh
kesempatan serta hak- haknya sebagai
manusia agar mampu berperan dan ikut andil dalam pembangnan, politik, ekonomi,
sosial, budaya, pendidikan, pertahanan dan keamanan
dalam menikmati hasil pembagunan tersebut.
Gerakan
untuk menyetarakan antara kaum lelaki dan kaum perempuan sering disebut juga dengan feminisme. Feminisme dalam
pengertian yang lebih luas merupakan gerakan
kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan dan direndahkan oleh kebudayaan dominan,
baik dalam politik, ekonomi maupun kehidupan
sosial pada umumnya. Gerakan fenimisme adalah upaya yang dilakukan untuk
memperoleh kesamaan hak dan menuntut terwujudnya kesetaraan gender.
Dalam
prespektif Al-Qur’an pembahasan kesetraan gender lebih dari luas, tidak hanya membahas
hubungan laki-laki dan perempuan saja, di dalamnya
membahas mengenai keserasian pola relasi antara mikro-
kosmos (manusia), makrokosmos (alam) dan Tuhan. Dari segi kehambaan antara laki-laki dan perempuan di sisi
Allah Swt., sesungguhnya Allah tidak
membedakan keduanya, yang membedakannya adalah perbuatan baik dan perbuatan buruk yang dilakukan oleh keduanya. Seperti yang termaktub dalam salah satu
ayat di Al- Qur’an surah Al-hujurat
ayat 13 disini telah menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia menjadi
2 jenis, laki-laki dan perempuan.
Allah
menyetarakan diantara mereka semua. Tidak membedakan keduanya melainkan hanya pada poin ketaqwaan saja yang menjadikan dari salah satu diantara
mereka lebih istimewa. Al-Qur’an
tidak mengajarkan diskriminasi antara laki-laki dan perempuan sebagai manusia, di hadapan Allah laki-laki dan
perempuan mempunyai derajat kedudukan
yang sama. Oleh karena itu, pandangan-
pandangan yang menyudutkan posisi perempuan sudah selayaknya diubah, karena Al-Qur’an selalu menyerukan keadilan,
keamanan dan ketentraman, mengutamakan kebaikan dan mencegah kejahatan.
Peranan dalam Dunia Pendidikan
Pemenuhan
hak yang sama dalam bidang pendidikan sudah banyak dilakukan oleh masyarakat. Bermula dari persepsi
masyarakat bahwa pendidikan merupakan investasi bagi mereka dan anak-anaknya sehingga tidak ada batasan gender untuk memenuhi
hak anak dalam bidang pendidikan baik bagi anak
laki-laki maupun anak perempuan. Jika
pada masa lampau para orang tua hanya memperbolehkan anak laki-laki saja yang menempuh pendidikan tinggi, akan tetapi saat ini sudah banyak yang
mendukung anak perempuannya untuk mengenyam pendidikan setinggi-
tingginya.
Mereka
yang sadar akan pendidikan tentunya akan memikirkan bagaimana caranya supaya antara lelaki dan wanita sama-sama
memiliki peran dalam pendidikan. Di Indonesia
sendiri ada seorang tokoh yang sangat peduli terhadap pendidikan di
negaranya ini yaitu Ki hajar dewantara. Beliau merupakan tokoh pendidikan nasiaonal
yang telah menyusun
beberapa hal terkait
pendidikan. Hal itu ditujukan agar bangsa indonesia
ini baik dari golongan laki-laki
dan perempuan ini bisa mendapatkan hak memperoleh pendidikan. Ditambah lagi dengan kehadiran R.A Kartini sosok wanita yang memperjuangkan agar kaum
perempuan mendapatkan hal yang sama dengan laki-laki yang mana pada hal
ini dalam aspek pendidikan.
Antara
laki-laki dan perempuan dalam mendapatkan pendidikan sejatinya itu sama. Akan tetapi perlu digaris bawahi masing-masing dari individu harus memahami posisi mereka
masing-msing. Sering sekali dari salah satu pihak mengabaikan hal tersebut
sehingga banyak kasus ketika berumah
tangga yang mana kedudukan pendidikan seorang perempuan lebih tinggi terkadang
mengabaikan poisinya sebai orang yang seharusnya mengurusi
keluarganya. Dalam dunia pendidikan sebenarnya dari Pemerintah sendiri
sudah memberikan kebebasan hak
pendidikan kepada warga negara tanpa melihat dari sisi distingsi. Semua lapisan masyarakat memiliki hak yang sama.
Hanya paradigma patriarki yang seringkali mempengaruhi pola pikir manusia yang
kemudian menebarkan asumsi bahwa perempuan meskipun menempuh
pendidikan yang tinggi,
posisi yang paling baik dan amat
ideal adalah sebagai
kepala dapur keluarga.
Pada
intinya pendidikan sangatlah penting untuk menjalin kehidupan yang lebih baik . maka dari itu peranan laki-laki
maupun perempuan dalam dunia pendidikan sangatlah diperlukan,
keduanya harus saling memahami. Seperti konsep pendidikan yang dicetuskan oleh ki hajar dewantara yang pada hal ini disebut dengan Tri Pusat atau konsep dalam aktivitas pendidikan. Dalam hal ini beliau
menuliskan ada 3 hal dalam paktivitas pendidikan ini, yaitu pertama Keluarga kedua Sekolah, dan ketiga Pegaulan
masyarakat. Dalam hal ini proses
pertama yang harus dilalui oleh
seorang manusia adalah keluarga yang mana hal
tertuju pada pendidikan anak.
Ketika
dalam keluarga tersebut kedua oraang tuanya anatara laki-laki dan perempuan memiliki latar belakang pendidikan yang
baik, tentunya akan berdaampak pada karakter pada anak. Terlebih lagi seorag wanita, Rasulullah telah menjelaskan
bahwa ibu adalah madrasah awal bagi anaknya. Ketika melihat hal ini, seorang
wanita juga harus mendapatkan pendidikan yang layak agar nantinya bisa
menciptkan generasi selanjutnya yang lebih baik melalui mendidik terhadap anaknya sendiri. Oleh karena itu
adanya konsep yang dicetuskan oleh ki
hajar dewantara dan hadits dari Rasulullah tentunya pendidikan baik bagi
laki-laki maupun perempuan sangatlah
penting. Sehingga peranan keduanya dalam dunia pendidikan bisa terwujud dengan saling memahami
dari masing-masing individu
laki-laki dan perempuan.
PENUTUP
Pembahasan mengenai
kesetaraan gender sudah tidak asing lagi, tuntutan
untuk memeperoleh keadilan
antara laki-laki dan perempuan sering kali terjadi. Kehadiran gender yang awalnya karena adanya deskriminasi terhadap perempuan dalam segala aspek kehidupan yang salah satunya
pendidikan. Adanya keinginan
memperoleh keadilan dan
kesetaraan gender menjadikan kaum perempuan juga diperbolehkan mendapat
pendidikan yang tinggi seperti yang
didapatkan kaum laki-laki. Hal tersebut disiapkan karena seorang perempuan
nantinya akan menjadi
Ibu dan menjadi tempat awal bagi seorang
anak memperoleh pendidikan. Untuk menghindari hal yang
sering terjadi antara laki-laki
dan perempuan kedunya
harus saling memahami
dan tahu akan posisi dari masing-masing keduanya.
0 Response to "ANTARA LELAKI DAN WANITA DALAM DUNIA PENDIDIKAN (Kesetaraan Gender)"
Post a Comment