Contoh Perbedaan penerjemahan Ayat Al-Quran
CONTOH
PERBEDAAN PENERJEMAHAN AYAT AL-QUR’AN
1.
Al-Fatihah (1)
ayat 7
صِرَاطَ
الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ ۙ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا
الضَّآلِّيۡنَ
Terjemah harfiyah Depag:
“ Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat.”[9]
Yang dimaksud
dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang Sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran
Islam.
Terjemahan
Muhammad Thalib :
“ Agama yang diikuti oleh orang-orang yang telah Engkau karuniai Hidayah
Islam sampai mati, bukan agama yang diikuti kaum
Yahudi yang dihinakan oleh Allah, dan bukan pula agama sesat yang diikuti oleh kaum Nasrani
yang menolak kenabian
Muhammad”.
§ Persamaan
: Makna dari terjemahan tersebut intinya sama
§ Perbedaan : Terjemah
Kemenag yang dikatakan
terjemah lafziyah itu cukup mewakili maksud kandungan ayat, namun
memunculkan pengertian yang berbeda dengan maksud
pokok dari ayat ini. Sedangkan yang dimaksud dengan
al- Magdub dalam terjemahan Muhammad
Thalib adalah kaum Yahudi, karena mereka penentang
Agama Allah sejak zaman Nabi Musa as sampai hari kiamat.
Berkenaan
dengan penegasan bahwa yang dimaksud al-magdub ‘alaihim adalah kaum Yahudi dan al-dallin adalah kaum
Nasrani, didasarkan atas sejumlah ayat, sepintas sejalan dengan hadis Nabi saw., Tetapi menurut
hemat penulis, hadis Nabi saw. tentang hal itu
berfungsi sebagai bayan tamsil, yakni penjelasan maksud ayat dengan contoh.
Oleh sebab itu terjemah tafsiriyah
Muhammad Thalib tersebut justru mempersempit cakupan kandungannya. Di samping itu, membatasi maksud ayat hanya pada
umat Yahudi dan Nasrani terdahulu
saja, mereduksi pesan al-Qur’an untuk umat manusia sepanjang masa dan dimana pun mereka berada.
2. Al-Baqarah (2) ayat
148
وَلِكُلٍّ
وِّجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيۡهَا ۚ فَاسۡتَبِقُوا الۡخَيۡرٰتِؕ اَيۡنَ مَا تَكُوۡنُوۡا يَاۡتِ بِكُمُ
اللّٰهُ جَمِيۡعًا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ
Terjemah harfiyah
Depag:
“Dan
bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam
membuat) kebaikan. Dimana
saja kamu berada
pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.”
Terjemah Muhammad Thalib
“ Setiap agama punya kiblat
yang menjadi tempat menghadap bagi para pengikutnya masing-masing. Wahai kaum mukmin, segeralah kalian melakukan
kebajikan-kebajikan yang
diperintahkan Allah agama kepada kalian. Di mana pun kalian berada, Allah pasti akan mengumpulkan
kalian ke akhirat. Allah
Mahakuasa melakukan apa saja.”
§ Persamaan : Makna dari
terjemahan tersebut intinya sama
§ Perbedaan : Terjemah Kemenag yang dikatakan terjemah lafziyah itu cukup mewakili maksud kandungan ayat. Yang dikesankan dalam terjemahan Kemenag tentang kalimat “ maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan “ ialah melakukan perlombaan berbuat kebaikan dengan orang lain atau golongan lain. Sedangkan terjemahan Muhammad Thalib yang dimaksud Fastabiqul Khairat pada ayat ini yaitu bersegera melakukan amal saleh setelah mengetahui kebenaran perintah menghadap kiblat dalam salat.
Sebenarnya tidak terdapat perbedaan
substantif antara terjemah
Kemenag dan terjemah Muhammad Thalib. Terjemah
Kemenag tidak salah, dan terjemah Muhammad Thalib
tidak lebih benar. Artinya, sebagai terjemah Kemenag sebagai bentuk terjemah lafziyah benar, dan terjemah Muhammad
Thalib berbentuk terjemah tafsiriyah juga benar. Ditinjau secara lebih teliti, seharusnya kiblat tidak disebut
tempat menghadap, melainkan arah menghadap.
3. Al-Taubah (9) ayat 34
يٰۤاَيُّهَا
الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنَّ كَثِيۡرًا مِّنَ الۡاَحۡبَارِ وَالرُّهۡبَانِ
لَيَاۡكُلُوۡنَ اَمۡوَالَ النَّاسِ بِالۡبَاطِلِ وَيَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِيۡلِ
اللّٰهِؕ وَالَّذِيۡنَ يَكۡنِزُوۡنَ الذَّهَبَ وَالۡفِضَّةَ وَلَا
يُنۡفِقُوۡنَهَا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِۙ فَبَشِّرۡهُمۡ بِعَذَابٍ اَلِيۡمٍۙ
Terjemah harfiyah Depag:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar orang-orang alim Yahudi dan Rahib-Rahib Nashrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.”
Terjemah Muhammad Thalib
sebagai berikut:
“
Wahai kaum mukmin, sebagian besar pastur dan pendeta memakan harta manusia dengan cara-cara menyalahi syari’at Allah
dan menghalangi manusia masuk Islam. Wahai
Muhammad, orang-orang yang menyimpan emas dan perak tetapi tidak mau mengeluarkan zakatnya, beritahukanlah
kepada mereka adanya azab Allah yang amat pedih di akhirat”
Alih bahasa
kata kasiran dengan
sebagian besar, baik pada terjemah
Kemenag maupun terjemah
Muhammad Thalib, kurang
tepat. Kata kasiran
dalam ayat tersebut
lebih tepat diartikan banyak, bukan sebagian besar
§ Persamaan : Persamaan : Makna dari terjemahan tersebut
intinya sama
§ Perbedaan : Dalam terjemah Kemenag, sebagian besar
orang-orang alim Yahudi
dan Rahib-Rahib Nashrani
benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Terjemah Kemenag yang dikatakan
terjemah lafziyah itu cukup mewakili
maksud kandungan ayat. Sedangkan
pada terjemahan Muhammad Thalib terdapat adanya penjelasan mengenai
kejahatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian pendeta
Yahudi dan pastur
Nasrani, berupa pungutan
harta yang tidak
sah dari umat mereka
4.
Surah Al-Ankabut
(29) ayat 6
وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ
اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ٦
Terjemah harfiyah Depag:
“Siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh (untuk berbuat kebajikan),
sesungguhnya dia sedang berusaha untuk dirinya sendiri (karena manfaatnya
kembali kepada dirinya). Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakaya (tidak
memerlukan suatu apa pun) dari alam semesta
Terjemah Muhammad Thalib
sebagai berikut:
”Siapa saja yang berjuang menegakkan agama Allah dan
bersabar melawan hawa nafsunya, maka ia telah berjuang untuk kebaikan dirinya
sendiri. Sungguh Allah sama sekali tidak membutuhkan amal kebaikan semua
manusia”
§ Persamaan: sama-sama memiliki makna berjihad
untuk dirinya sendiri
§ Perbedaan: penggunaan kosa kata yang berbeda
dan kalimat yang beda juga.
Sebenarnya
tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara terjemah harfiyah Kemenag dan terjemah tafsiriyah Muhammad
Thalib. Perbedaan keduanya sebatas titik tekan
terjemah masing-masing. Terjemah Kemenag berorientasi. Keduanya mempunyai orientasi yang berbeda; ATD lebih
berorientasi kepada se-harfîah mungkin. Sementara ATT lebih
berorientasi kepada se-Tafsîrîah mungkin.
0 Response to "Contoh Perbedaan penerjemahan Ayat Al-Quran"
Post a Comment